BESWAN DJARUM

BESWAN DJARUM
Hotel Santikan Semarang

Minggu, 01 Januari 2012

ILMU ALAMIAH DASAR


A.    Islam Dan Keindahan
oleh: Evi Hidayatin Ni'mah

A. pengertian Islam
Secara etimilogis, islam berasal dari kata dasar salima berarti selamat, tunduk, berserah.[1] Adapun arti dari kata s-l-m, menurut Fazlur Rahman, adalah “merasa aman”, “utuh” dan “integral”. Kata kerja dari akar-akar dalam bentuk ini yidak digunakan dalam Al-Qur’an, tetapi ungkapan-ungkapan bahasa tertentu telah digunakan didalamnya.[2]
Secara terminologis islam, misalnya seperti yang didefinisikan oleh:
1.      Mahmud Syaltut, islam adalah agama Allah yang diwasiatkan untuk mempelajari pokok-pokok dan syariatnya kepada Nabi Muhammad SAW dan wajib (harus) menyampaikan kepada seluruh manusia.[3]
2.      Syekh Muhammad Amin al-kurdi mengatakan:
Islam ialah menjunjung dan patuh terhadap segala apa yang dibawa oleh nabi yakni agama islam yang dapat diketahui dengan gampang.[4]
      Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa islam itu adalah tunduk dan taat, yakni tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangan-Nya.

B.     Objek dan Pembidangan Kajian Islam
Objek kajian (studi) islam, dalam bahasa lain “sasaran studi islam” adalah seluruh yang membicarakan islam, mulai dari level/tingkat wahyu berupa nash, hasil pemikiran ulama’, sampai pada level praktek yang dilakukan masyarakat muslim. Dengan adanya perbedaan level kajian menentukan juga pendekatan dann metode yang digunakan.
Terdapat juga perbedaan pandangan diantara mereka dalam mengkaji objek kajian islam, diantaranya adalah sebagai berikut:[5]
1.      Ulama’ tradisional mengklasifikasikan ajaran islam menjadi tiga, yakni:
a.       Akidah
b.      Syari’ah
c.       Akhlak-tasawuf
2.      Harun Nasution membaginya menjadi tujuh, yakni:
a.       Ibadah atau latihan spiritual dan ajaran moral
b.      Politik
c.       Hukum
d.      Teologi
e.       Falsafah
f.       Mistisisme
g.      Pembaharuan dalam islam

C.     Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni (meskipun tidak semua hasil seni), pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tataan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna, dan sebagainya.[6]
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu lukisan Moalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.[7] Keindahan juga bersifat universal, artinay tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Sejak abad ke-18 pun pengertian keindahan ini telah digemuli oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetika” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan degan kata “beautiful”, Perancis “beau”, italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir dipendekkan sehigga ditulis “bellum”.[8]
Untuk membedakan antara keindahan sebagai suatu kealitas abstrak dan sebagai sebuah bnda tertentu yang indah, dalam bahasa Inggis sering digunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal yang indah).
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:[9]
1.      Keindahan dalam arti luas
The Liang Gie menjelaskan, bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Pengertian yang seluas-luasnya meliputi:
a.       Keindahan seni
b.      Keindahan alam
c.       Keindahan moral
d.      Kindahan intelektual
2.      Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.      Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas mempunyai arti yang lebihh disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering disebut (ciri-ciri keindahan) adalah kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan kebalikan (contrast).

D.    Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif
Ada banyak batasan yang dberikan pada kita, yang sampai sekarang belum ada kata sepakat tentang definisi keindahan yang objektif. Mengnai batasan keindahan pada umumnya dapat digolongkan pada dua kelompok,yaitu:[10]
1.      Definisi-definisi yang tertumpu pada objek (keindahan yang objektif)
2.      Dfeinisi-definisi yang bertumpu pada subjek (keindahan yang subjektif)
Keindahan objektif adalah keindahan yang memang ada pada objeknya, yang seharusnya menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang dimaksud keindahan subjektif adalah keindahan yan bisa ditinjau dari segi subjek yang diharuskan menghayatinya. Dalam hal ini keindahan adalah segala sesuatu yang menimbulkan rasa senang pada diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.

E.     Sifat-sifat Keindahan
Untuk mengatakan sesuatu itu indah atau tidak, berikut ini akan diungkap sifat keindahan. Atas dasar sifat ini, juga akan dikemukakan beberapa tanggapan mengenai keindahan, diantaranya:[11]
1.      Keindahan itu kebenaran
Kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.
2.      Keindahan itu abadi
Abadi artinya tidak pernah dilupaka, tidak pernah hilang susut. Karya musik Beetoven tidak pernah dilupakan karena indah.
3.      Keindahan mempunyai daya tarik
Daya tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan. Bali menyenangkan orang, ia mempunyai daya tarik. Karena itu, dikatakan bahwa Bali itu indah.
4.      Keindahan itu universal
Universal artinya tidak terikat dengan selera perorangan, waktu dan tempat. Selera mode tidak universal karena terikat dengan pilihan seseorang dalam kurun waktu tertentu pula. Jadi, mode itu tidak indah.
5.      Keindahan itu wajar
Wajar artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya. Misalnya, foto berwarna yang dicetak lebih indah daripada warna aslinya, justru tidak indah karena brlebihan.
6.      Keindahan itu kenikmatan
Kenikmatan artinya kesenangan yang memberikan kepuasan. Menonton film atau pertunjukan tari-tarian yang tidak menyenangkan diktakan tidak indah.
7.      Keindahan itu kebiasaan
Kebiasaan artinya dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa menjadi biasa karena dilakukan brulang-ulang. Yang tidak biasa tidak indah namun karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah.

F.      Islam dan Keindahan
Islam adalah agama yang selamat. Islam itu adalah tunduk dan taat, yakni tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangan-Nya. Begitu banyaknya perintah Allah da begitu juga dengan larangannya.
Ketika kita berbicara tentang islam dan keindahan, keduanya saling berkaitan erat. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenarn, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yanga sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Islam pun telah menyerukan dalam Al-qur’an  ﻤﺮﺍ ﻜاﻥ ﻭﻟﻮ ﺍﻠﺣﻕ ﻘﻞ  yang artinya katakanlah yang benar walaupun itu pahit. Maka, para koruptor itu tidak indah, karena mereka mengatakan yang tidak benar.
Keindahan didalam islam bisa tercermin dari salah satu hadits nabi ﺍﻹﻴﻤاﻥ ﻣﻦ ﺍﻠﻨﻈاﻓﺔ yang artinya kebersihan itu sebagian dari iman. Berdasarkan hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sesuatu yang bersih itu indah. Karena kebersihan  itu sendiri sifatnya universal, sedangkan keindahan itu pun salah satu sifatnya universal. Maka dapat dikatakan bahwa bersih itu indah.
Selain itu, indahnya pergaulan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan Al-Qur’an, seperti menjaga pandangan, menjaga lisan, serta tidak saling menyentuh kecuali tanpa ada ikatan mahram. Ketika kita melihat itu semua begitu indahnya islam menjaga dan mengutamakan keindahan.


[1] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (ACAdeMIA+TAZZAFA: Yogyakarta, 2009), hal.1.
[2] Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Rajawali Pers: Jakarta, 2002), hal. 81.
[3] Ibid, hal. 3.
[4] Ibid, hal. 82.
[5]  Ibid, hal. 29-33.
[6]  Djoko Widaghdo, Ilmu Budaya Dasar, (Bumi Aksara: Jakarta, 2008), hal. 60.
[7]  Joko Tri Praseyo, Ilmu Budaya Dasar MKDU, (Rineka Cipta: Jakarta, 1991), hal. 75.
[8] Ibid, hal. 60.
[9] Ibid, hal. 61.
[10]  M. Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar: Manusia dan Budaya Kumpulan Essay, (Usaha Nasional: Surabaya, 1998), hal. 98.
[11]  Mawardi dan Nur Hidayati, IAD, ISD, IBD, (Pustaka Setia: Bandung, 2002), hal. 147-148.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar